SMK Nurussalam Salopa, Membangun Pendidikan Berkualitas untuk Siswa Berkarakter

Seorang guru sedang memberikan arahan pada salah seorang siswi saat KBM di kelas.(Asop Ahmad/Siap Belajar)

TASIKMALAYA, SB - Murah tapi tidak murahan. Begitu dikatakan Deni Romdoni, S.Pd, kepala SMK Nurussalam Salopa, Kabupaten Tasikmalaya, meringkas sekolahnya dalam empat kata.

Sekolahnya yang baru meluluskan dua angkatan itu memang tidak membebankan pembiayaan mahal pada siswanya. Namun bukan berarti sekolah menomorduakan mutu pendidikan. “Kami berusaha menciptakan pendidikan yang bermutu dan dapat terjangkau oleh kalangan menengah ke bawah,” ungkap Deni.

Berbagai program dibentang untuk mencetak generasi yang tak hanya pintar, tapi juga berakhlakul karimah. Tadarus dan duha bersama yang dilaksanakan selama tiga puluh menit sebelum Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) serta salat zuhur berjamaah menjadi program keagamaan di sekolah itu. Siswa juga diberikan keleluasaan untuk berorganisasi keagamaan, seperti perkumpulan remaja masjid sekolah.

Di bidang akademis, sekolah fokus meningkatkan pemahaman pada siswa di setiap jurusan yang ada. Menurutnya, dalam pembelajaran ia sangat mempercayaakan pada guru ahli di bidangnya masing-masing.

Pada kegiatan ekstrakurikuler juga tidak kalah dengan program lainnya, sama-sama mendapatkan porsi prioritas. Bahkan di ekstrakurikuler sekolah tersebut diharumkan berbagai prestasi yang dicapai anak didiknya. Melalui olahraga pencak silat, lima siswa perwakilannya dalam kejuaraan Gubes Cup 2016 yang diikuti oleh 400 peserta dari utusan empat negara. Semuanya membabat habis medali di kelas dewasa putri. Satu medali emas, satu medali perak, dua medali perunggu dan satunya lagi terpilih menjadi atlet terbaik.

Di tahun kelimanya ini, SMK Nurussalam berusaha lebih meningkatkan kualitas pendidikan yang mengarah pada karakter. Sejak awal sudah diaplikasikan pada setiap mata pelajaran. “Mengembangkan kemampuan melalui pendidikan berbasis karakter saat ini sangat dibutuhkan oleh peserta didik,” jelasnya.

Perhatian sekolah tersebut tidak terbatas pada anak didik aktif semata, kepedulian pada lulusan juga menjadi perhatiannya. Misalnya dengan dibuat Bursa Kerja Khusus Sekolah (BKKS), lembaga itu selalu menginformasikan lowongan kerja pada setiap lulusannya.

“Bukan sekadar informasi kerja, informasi peluang beasiswa untuk mereka yang mau kuliah juga tersedia di sini. Kami juga sudah bekerjasama dengan beberapa perusahaan lokal maupun nasional,” kata Dian, pengurus BKK SMK Nurussalam Salopa

Respons positif dari kalangan masyarakat sekitar terhadap keberadaan sekolah itu luar biasa. Dilihat dari jumlah siswa tahun ke tahun terus bertamabah. Sekolah yang dihuni oleh 552 siswa baru mempunyai 13 ruangan dari 18 rombongan belajar.

Kekurangan lima kelas membuat beberapa siswa harus belajar di ruangan yang sebelumnya bukan untuk kelas. Meskipun begitu, fasilitas pembelajaran sama seperti kelas lainnya. Sekolahnya sekarang sedang berusaha menutupi kekurangan kelas. Beberapa ruangan sedang dibangun.  (Asop Ahmad/Siap Belajar)